Lingkungan binaan manusia merupakan terminologi yang sering digunakan oleh arsitek, insinyur, perencana kota, desain kota, dan lansekap sebagai kebalikan dari lingkungan alamiah. Merupakan jaringan yang kompleks antara komponen hijau dan ruang terbuka, jalan dan sirkulasi pejalan kaki, bangunan dan monumen, sistem drainase, mekanikal dan elektrikal sistem dan berupa ekspansi terhadap lingkungan alamiah. Suatu kota yang terencana dengan baik menyelaraskan kesemuanya dalam sebuah master plan, dengan detail plan pada setiap lingkungannya (neighborhood). Rencana ini kemudian diimpresikan oleh seniman dalam bentuk lukisan dua dimensi dan dalam bentuk maket berskala secara tiga dimensi. Pada kenyataannya, bentuk tiga dimensi berskala 1:1 adalah tempat-tempat dimana kita tinggal di sebuah kota. Sayangnya, lingkungan binaan manusia tidak diikuti dengan ketidaktahuan penggunanya mengenai “bagaimana memelihara lingkungannya dengan baik”. Tidak ada layanan “purna jual” untuk pengguna kota. Kekurangpahaman akan pengetahuan ini dapat menyebabkan perilaku yang tidak tepat pada lingkungan. Indonesia mengalami kekurangpahaman ini lebih dari puluhan tahun, termasuk membuang sampah ke saluran drainase, sungai dan laut, menebang pohon pada area konservasi, menggantikan rumput dengan perkerasan beton pada permukaan tanah dan lain lain. Tanpa disadari, hal hal kecil yang salah ini secara kumulatif bisa mengakibatkan bencana yang besar di dalam kota.
Ars86care (Yayasan arsitek86 Peduli) didirikan oleh kelompok arsitek indonesia untuk pendidikan, lingkungan dan anak, yang menginisiasi buku seri Kotaku dan mengedukasi anak untuk memelihara lingkungan tempat tinggalnya. Lima buku berjudul Tentang Jalan dan Sirkulasi, Tentang Rumah, Tentang Ruang Bermain, Tentang Sekolah, dan Tentang Ruang Olah Raga sudah diterbitkan, dengan target anak usia 8 – 12 tahun. Dengan tampilan depan mengkilap penuh ilustrasi berwarna, buku ini didistribusikan ke perpustakaan sekolah maupun taman bacaan anak melalui organisasi dengan visi serupa. Saat ini, 5,000 buku sudah diserap dan memberi benefit sejumlah 250,000 anak di seluruh Indonesia. Untuk menjangkau lebih banyak pembaca, buku ini juga bisa didapat dalam bentuk digital.
Cerita tentang delapan anak Indonesia dari beragam suku dan tingkatan sosial berpetualang pada bermacam-macam ruang yang ada di dalam kota tempat mereka tinggal. Cerita ditambahi dengan komen oleh aikon binatang-binatang asli Indonesia seperti Tarsius dari Sulawesi, Harimau Sumatera, Burung Rangkong Kalimantan, Kangguru Pohon asal Papua untuk mengenalkan anak-anak Indonesia pada binatang yang hidup di lingkungan sekitarnya. Tips praktis mengenai bagaimana perilaku yang baik ketika kita ada di kota digarisbawahi dalam buku ini. Sebagai contoh, berjalan pada trotoir, membuang sampah ditempatnya, antri saat menunggu giliran, bermain dengan aman di tempatnya, hingga tips hemat listrik dan air.
Sebagai upaya membangun kesadaran publik untuk memelihara lingkungannya, buku Kotaku menarik kerjasama untuk kebaikan dengan pemerintah, dunia usaha, institusi akademik, lokal dan internasional non government organization. Buku Kotaku Tentang Ruang Bermain sudah dicetak ulang bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak dan didistribusikan untuk anak- anak Indonesia. Buku ini juga didistribusikan kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk menggarisbawahi fasilitas untuk anak pada rencana pengembangan daerahnya. Ars86care juga bekerjasama dengan industri media untuk anak, organisasi non pemerintah sevisi termasuk Indonesia Mengajar, Wahana Visi Indonesia, dan lain lain penyampaian buku Kotaku ke anak-anak di seluruh Indonesia. “ Usia anak-anak adalah periode strategis untuk pembentukan karakter. Buku anak-anak Kotaku merupakan “Children age is strategic period to character building. Gunakan metode yang tepat untuk mendidik anak-anak kita. Buku Kotaku menarik sebagai media visualisasi untuk anak-anak, ”menurut Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar.
Buku ini juga menginspirasi mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan untuk berkegiatan sosial untuk anak-anak pada sekolah dasar dekat kampus dalam bentuk “Detektif Hemat Energi”, dimana anak mengembara dari ruang ke ruang untuk menjadi Pahlawan Hemat energi. Simulasi buku juga dilakukan oleh teman-teman dari komunitas Pelita Hati di area Ciledug. Fokus pada anak-anak sekolah dasar, buku Kotaku merupaakan sumbangsih untuk anak Indoneisa dengan harapan besar bahwa anak-anak inilah yang akan menjadi agen perubahan menuju kesadaran lingkungan yang lebih baik pada komunitasnya.